Talkshow Ilmiah CSSMoRA MAHA Ajak Mahasantri Keliling Tiga Negara

Jombang, Ma’had aly Hasyim Asy’ari, tepatnya Selasa, (21/01/2025) CSSMoRA Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) mengadakan acara Talkshow Ilmiah dengan tema “Meneropong Peran MAHA di Kancah Internasional”. “Mulanya kami hendak mengadakan talkshow sederhana dengan mendatangkan Pengelola PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi) MAHA saja sebagai pemateri. Apalagi ketika melihat beberapa pengelola yang lolos dalam Program Beasiswa Non-Degree yang diadakan oleh Kementrian Agama (Kemenag) telah kembali, kami merasa ini merupakan peluang besar dan sayang sekali jika tidak dimanfaatkan,” ungkap saudara Syifa’ Qolby, salah satu penyelenggara acara tersebut.

Acara bernuansa ilmiah yang bertempat di Auditorium Lt. 1 MAHA tersebut mendapat respon hangat dari berbagai kalangan Mahasantri, perwakilan dari berbagai organisasi di bawah naungan KBM MAHA, PKPT MAHA, PMII MAHA, serta PMII komisariat Hasyim Asy’ari turut meramaikan acara tersebut.

Adapun pemateri pada acara tersebut merupakan para dosen dan alumni MAHA yang berhasil menjadi Awardee Program Beasiswa Non-Gelar Dana Abadi Pesantren Kemenag, yakni Dr. KH. Achmad Roziqi, Lc., M.HI. yang melakukan perjalanan ke Mesir, begitu juga dengan Dr. Mohamad Anang Firdaus, M.Pd.I., Dr. Ahmad Ubaydi Hasbillah, MA., Hum. yang melakukan perjalanan ke Maroko beserta Dr. M. Hamsa Fauriz., M.H. dan Ustadz Faizal Amin, S.Ag. (Alumni CSSMoRA MAHA), serta Ustadz Ananda Prayogi., S.Ag. menjadi satu-satunya yang melakukan perjalanan degree ke Amerika Serikat.

Dimulai dengan pemaparan historis perjalanan satu-persatu, menariknya Talkshow kali ini dimoderatori oleh Ustadz Faizal Amin yang ternyata juga merupakan mantan Ketua CSSMoRA Nasional Periode 2023-2024. Saat membuka Talkshow, Ustadz Faizal memulai kisah inspiratifnya selama di Maroko. Setelah itu Talkshow dilanjutkan dengan pemaparan kedua dari Dr. KH. Achmad Roziqi.

“Mesir merupakan rumah ke dua bagi saya, setelah menempuh pendidikan dari tahun 2004-2009 akhirnya reuni kembali setelah 15 tahun melalui program degree kemarin,” ujarnya. “Namun, menariknya dalam perjalanan ke dua ini kami mendapatkan pengalaman luar biasa. Kami diberi kesempatan untuk masuk ke lembaga Darul Ifta’ al-Mishriyyah serta melakukan berbagai kajian pada ulama-ulama Mesir dan menerima berbagai ijazah keilmuan,” tegas beliau pada mahasantri yang hanyut dalam gambaran nuansa keindahan mesir.

Menjadi pengalaman terindah bagi Dr. Anang dalam perjalanan pertamanya ke Mesir, beliau tidak melewatkan kesempatan itu untuk bertekad melengkapi dan menambah karya tulis beliau. “Sebelum saya berangkat, saya punya target ke sana dan ketika kembali saya berkomitmen menulis,” tegas Dr. Anang yang memang fokus dengan berbagai karya tulis.

Dilanjutkan dengan Penerima Beasiswa Non-Degree yang diberangkatkan ke Maroko, memulai dengan kisah perjalanan Ibnu Bathuthah, Dr. Achmad Ubaydi Hasbillah membawa para mahasantri menuju nuansa Maroko yang ciamik, dihiasi dengan penduduk yang ramah, hangat, dan keindahan lainnya. “Marhaban bi baladikum tsaani, artinya Selamat Datang di Negeri kalian yang kedua, itu sering sekali saya dengar saat di Maroko, bahkan penduduk yang salamah benar-benar saya rasakan ketika di sana,” ujar Dr. Achmad Ubaydi dengan takjub.

Rois Marhalah Tsaniyah tersebut bercerita betapa terkesimanya dirinya saat mendapati tingginya penghormatan penduduk negeri tersebut kepada orang asing. “Ketika saya mengantri, kalau di sana disebutnya Marjan (Minimarket), saat antriannya lumayan panjang, kami bertemu dengan orang tua di sana. Lantas, orang tua di depan saya itu mendahulukan saya sembari berkata, an yakuna alayna an nahtarima dhuyufa al-maghriba, hendaknyalah kami memuliakan tamu negeri kami ini,” ungkap Dr. Achmad Ubaydi mengakhiri.

“Sebagai utusan paling minoritas ke negeri minoritas, kami melakukan perjalanan ke Amerika selama kurang lebih 30 jam, sembari transit di Jepang dan San Fransisco terlebih dahulu,” cerita Ustadz Ananda Prayogi yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Pembukaan kisahnya itu disambut tawa hangat para mahasantri yang hadir. Beliau mengungkapkan bahwa alasan Kemenag mengirim perjalanan Non-Degree ke negara tersebut adalah untuk fokus terhadap penelitian perdamaian antar umat beragama dan memperluas wawasan mengenai banyaknya perbedaan di negeri minoritas Islam.

Setelah memaparkan berbagai pengalaman perjalanan dengan tiga negara berbeda, Talkshow Ilmiah CSSMoRA MAHA mengundang berbagai pertanyaan mahasantri yang sangat tertarik dan termotivasi untuk mengenal lebih dekat terhadap keilmuan dan keistimewaan negara-negara tersebut. Setelah menyelesaikan tanya jawab yang renyah, Talkshow ditutup dengan doa dan foto bersama.

Pewarta: Tim LIC CSSMoRA MAHA

, , , , , , , , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *